PEKANBARU - Diperkenankannya masuk massa aksi ini setelah sebelumnya sejumlah perwakilan massa dan Sunaryo di dampingi Kapolresta Riau, Susanto melakukan mediasi di ruangan medium DPRD Riau. 

Dalam mediasi tersebut, kembali diaampaikan bwberapa point tuntutan yang dibawa oleh massa aksi. Seperti disampaikan oleh Ketua GMMK Riau, Yana Mulyana diantaranya yakni pihaknya menuntut agar DPRD Riau yangvdinyakini sebagai wadah aspirasi masyarakat Riau tidak diam melihat hal-hal yang terjari saat aksi di Jakarta beberapa waktu lalu. 

"Kami yakin DPRD Riau menjadi corong masyarakat Riau agar menyampaikan suara masyarajat Riau ke wikayah pusat," Katanta. 

Rinci Yana, sebagai obat luka bahwa kejadian di Jakarta yang sempat menimbulkan korban nyawa dan ratusan massa luka-luka harus diselesaikan sesuai hukum yang berlaku. "Harus ditindak," Bebernya. 

Termasuk juga terdapatnya pekuru tajam yabg ditemukan di salah satu mobil polis. "Apapun alasannya, peluru tajam tidak dibenarkan jika di bawa dalam menghadapi massa aksi. Temuan ini justru menguatkan kami bahwa penyebab tewasnya, aejumlah peserta aksi adalah pihak kepolisian," Tutur salah satu Kuasa Hukum massa Suroto. 

Sementara perwakilan Aliansi Mahasiswa Mengugat mengatakan negara saat ini belum memahami arti hari kebangkitan.

Sunaryo sendiri mengaku akan menibdak lanjuti tubtutan massa ini. Ia akan menyamoaikannya kepada oemeribtah pusat baik melalui Fraksi PAN pusat atau dibahas dalam DPRD Riau. 

"Kita tidak ingin hal yang terjadi di Jakarta terjadi di Riau. Untuk tuntutan akanbkita tindak lanjuti," Tutupnya.***(rul)